Kamis, 30 Mei 2019

KEMEGAHAN DAN KEINDAHAN MESJID AGUNG H. AHMAD BAKRIE

0 Comments

MESJID AGUNG H. AHMAD BAKRIE -  KISARAN, SUMATRA UTARA





Asalamualaikum guys...
nah aku mau kenalin nih tempat wisata yang harus kamu datangin buat lebaran nanti, tempatnya menarik banget loh.

Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran mulai menjelma menjadi ikon kebanggaan ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Asahan, letaknya yang strategis di Jalan Lintas menjadikan mesjid ini mudah dijumpain oleh siapapun ketika masuk dan sampai ke kota Kisaran.

Kehadirannya tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh umat islam untuk beribadah. Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie menjadi simbol penting arti religiusitas masyarakat serta sebagai penerjemah visi misi Pemerintah Kabupaten Asahan yang relegius, sehat, cerdas dan mandiri.

Mula sejarah berdirinya Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran ini merupakan gagasan dari TaufanGama Simatupang pada tahun 2006 yang kala itu menjabat sebagai Pelaksna Tugas (Plt) Bupati Asahan dan Pemerintahan dipimpin oleh Bupati (alm) Risuddin. kala itu, Taufan menginginkan hadirnya bangunan mesjid yang megah disisi selatan sementara di sisi utaranya terdapat hutan kotan dan alun-alun. Lahan yang direncanakan ketika itu berada persis di depan kantor Bupati Asahan tepatnya di Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) yang statusnya saat itu merupakan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT. Bakrie Sumatra Plantations (BSP). Berbagai tantangan da kendala hadir, salah satunya soal rencana pelepasanaa lahan dan masalah pendanaan.

Untuk mewujudkan keinginan dan rencana besar itu, Plt. Bupati Asahan saat itu yang dijabat oleh Taufan Gama Simatupang menjalin komunikasi denngan H. Abu Rizal Bakrie sebagai pemilik dan komisaris PT.BSP agar bersedia melepaskan lahan HGU mereka yang berada di persis di Jalan Lintas Sumatra depan kantor Bupati Asahan. Semula pembangunan mesjid ini terkendala biaya dan lahan. Namun, mesjid tersebut akhirnya isa direalisasikan atas inisiatif Bupati Asahan saat itu, H. Taufan Gama Simatupanag yang menyampaikan niatnya pada Hj. Roosniah Bakrie, Ibunda ARB, untuk membangun Masjid Agyng Asahan diatas bekas lahan Hak Guna Usaha PT. Bakrie Sumatra Plantation.

Hingga pada akhirnya, pristiwa bersejarah itu pada hari kamis, tanggal 19 Mei 2011. Abu Rizal Bakrie datang ke Kota Kisaran Kabupaten Asahan menghadiri peletakan batu pertama (ground breaking) atau persis genap 100 tahunnya perusahaan perkebunan PT. BSP hadir di Kabupaten Asahan.

"Saya terharu sekali Bupati Asahan saat itu (Tufan Gama Simatupang) akan mendirikan Mesjid Agung yang kelak akan menjadi kebanggan masyarakat. Insya Allah Amin rencana ini empat tahun kemudian akan terwujud, "kata Abu Rizal Bakrie saat dikutip dalam pidatonya sesaat peletakan batu pertama pengemangan Mesjid.

Sebelumnya, PT. BSP melalui komisarisnya Abu Rizal Bakrie telah menyerahkan lahan hibah kepada Pemerintah Kabupaten Asahan untuk digunakan sebagai rencana pembangunan hutan-hutan kota seluas enam hektar, alun-alun empat hektar, dan mesjid  seluas sepuluh hektar dari total 20 hektar lahan yang dilakukan pelepasan HGU. Adopsi nama dari mesjid ini merupakan suatu bentuk penghormatan dari mendiang H. Ahmad Bakrie, ayah dari Abu Rizal Bakrie. Pembangunan Mesjid H. Ahmad Bakrie menghabiskan dana sekitar Rp. 68 miliar, dan didanai oleh pemerintahan Asahan dari dana APBD (Anggaran Pembangunan Daerah). Pembangunanya memerlukan waktu sekitar 4 tahun, dari tahun 2011 sampai 2015.

Pada saat dibangun pada tahun 2011, pemebangunan mesjid ini juga bersamaan dengan pembangunan kawasan disekitarnya yaitu taman kota dan Alun-alun. Selain itu nantinya juga akan dibangun seperti Islamic Center/ Gedung Perkumpulan Umat Islam di Kota Kiaran, Perpustakaan, serta tempat istirahan bagi wisatawan pembangunan komplek ini juga bertujuan untuk menarik wisatawan lokal maupun dari provinsi lain diseluruh Indonesia agar ekonomi masyarakat sekitar bisa terbina dengan baik.




Pembangunan tersebut juga sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Asahan yaitu "Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Asahan yang relegius, sehat, cerdas dan mandiri."

Masyarakat dan Pemerintahan Kabupaten Asahan menyadari betul bahwa penghidupan manusia di bumi iniharus dimulai dari Masjid. karena masjid dapat difungsikan dan dapat digabungkan dengan beberapa fungsi lain dari seperti, sebagai tempat ibadah, tempat pelayanan kesehatan, pusat kegiatan ekomomi, pusat kegiatan belajar mengajar, maupun difungsikan sebagai objek wisata relegius. Dari beberapa visi dan misi diatas, maka dibangunlah Masjid  Agung H. Ahmad Bakrie yan mampu mencakup hampir keseluruhan aspek yang diinginkan oleh masyakat dan Pemkab Asahan.

Arsitekturnya, mesjid ini dibangun dengan denah yang mirip dengan mesjid-mesjid lain, yaitu berdenah segi empat, dengan atap dua tingkat. Pada atap tingkat kedua dibangun sebuah kubah besar dihiasin cincin berwarna kuning emas, dibagian penjuru masjid dibangun empat buah menara yang menjulang tinggi dihiasi dengan warna yang sama yaitu kuning keemasan.





Beberapa kubah kecil kemudian dibangun pada setiap beranda masjid dihiasi warna putih dan kuning keemasan juga, hampir seluruh bangunan masjid ini didominan oleh warna putih dan warna kuning keemasan , dimana filosofi yang tersirat adalah : masjid sebagai tempat yang bersih namun juga lewat masjid masyarakat bisa memiliki penghidupan jaya/layak. Masjid ini dibangun dengan 3 lantai, lantai 1 digunakan sebagai tempat wudhu dan kantor pengurus masjid, lantai 2 dan 3 digunakan sebagai ruang sholat utama, sedangan jamaah wanita disiapkan tempat dibelakan jamaah pria dengan sait kain warna hijau.

Meski mengadopsi gaya modren, namun bangunan masjid ini memiliki akses Melayu yang kental dengan pernak pernik dan ornamen yang ada diluarnya. Melewati tangga, kesan rumah  panggung dengan tangga yang luas dan jendela ala melayu yang berukuran besar. bagian dalam sendiri sengaja dirancang dengan ornamen minimalis agar terkesan lega.

Disekitar mesjid juga terdapat taman kota yang dilengkapi dengan dua kolam besar yang bis digunakan untuk olahraga air. Rencananya, bakal dibangun Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Islam di sekitar Mesjid Agung Asahan.

Arsitektur Masjid ini sekilas tampak bergaya Taj Mahal dengan empat menara yang menjulang dengan ditengahnya. Penampakan Masjid ini bertambah cantik setelah dibangunnya taman yang dilengkapi Air Pancur disisi barat dan utaranya. Setelah itu lingkungan Mesjid dilengkapi dengan Gedung pembinaan Thafidz Quran dan menjadi Islamic Center Kabupaten Asahan .

Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran pertama kali dipergunakan untuk Umat Islam ditandai dengan sholat Zhuhur berjamaah pada tanggal 5 Agustus 2015 bersamaan pembukaan MTQ Nasional Tingkat Provinsi Sumatra Utara ke 35 dimana Kabupaten Asahan bertindak sebagai tuan rumahnya.

Saat ini  kehadiran Mesjid Agung H Ahmad Bakrie menjadi kebanggan masyarakat Kota Kisaran yang harus dijaga samapai kapanpun serta sebagai simbol relegius masyarakatnya. Selain itu, letaknya yang berada di pusat Kota Kisaran menjadi pilihan dan favorit dari muslim sekitar untuk melaksanakan ibadah shalat lima waktu secara berjamaah di Masjid Raya Kisaran. Selain itu, masyarakat muslim disana juga sangan antusias ketika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha tiba karena dapat melaksanakan shalat sunah tersebut berjamaah. selain itu juga mereka dapat berkumpul dan bersilaturahmi dengan sesama muslim lainnya yang lokasi rumah mereka berjauhan. sehinggamomen tersebut adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para muslim Asahan.



Created By : Yeni Fransiska Andriani



Leave a Reply

 
Seputar kreativitas © 2014 | Designed By Blogger Templates