Sabtu, 26 Oktober 2019

Dari Aku

0 Comments



Banyak yang bilang kau mencoba mendekatiku.
Tapi aku masih enggan percaya.
Namun jika iya,
Mustahil rasanya.
Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya.
Kita ini sebenarnya apa?
Hanya sebatas teman? Atau kau inginkan lebih dari teman?
Benarkah kau sedang mangajakku pedekatan?
Tapi rasanya tidak mungkin.
Karena setauku, ketika orang sedang berkenalan.
Ia akan rutin bertukar pesan,saling bertegur sapa kala berpapasan.
Bukan seperti kita.

Kau menghubungiku dua hari sekali.
Itu memang rutin dan kau selalu menyempatkannya di waktu sibukmu.
Namun itu hanya melalui telpon tanpa chattingan.
Maksudku, tak bisakah kita saling bertukar pesan juga?

Apa bisa itu di bilang sedang pendekatan?

Jika iya, aneh sekali rasanya.
Aku masih bingung dengan kita.
Kita sering berpapasan dijalan tapi enggan bertegur sapa.
Jangankan senyum, melirik saja tidak!
Kita berdua layaknya orang yang tidak saling megenal.

Apakah itu bisa dikatakan sedang pendekatan?

Sampai detik ini aku pun masih bertanya-tanya.
Benarkah? Masa iya? Tidak mungkin!

Ayolah coba beri dulu aku kepastian.
Agar aku tak salah mengartikan segala perhatian yang kau berikan.
Agar aku bisa bertindak seperti apa seharusnya yang ku lakukan.
Sampai disini mengertikan maksudku?
Pahamkan?

Semoga kau mengerti apa yang menjadi dilemaku saat ini.
Agar hatiku tak bingung.
Dan tanyaku ada jawabnya.




Created by : Rabiatul Hadawiah


Read more...
Minggu, 20 Oktober 2019

Kata mereka

0 Comments



Kata mereka
Kamu tertarik padaku.

Kata mereka
Kamu menyukaiku.

Kata mereka.
Tatapanmu beda kala menatap bola mataku.

Benarkah itu?

Bolehkah aku sedikit saja merasa GR?

Namun,

Ada rasa takut dan juga ragu yang menghampiriku.

Tentang bayangan masalalu yang selalu menyapaku.

Trauma itu masih ada dan masih ku rasa.
Bahkan aku susah menjelaskan tentang perasaan ini.

Ada perasaan senang dan perasaan sedih yang menjadi satu.

Ada rasa senang kala kau selalu menghubungiku di setiap waktu.
Menyempatkan diri menelponku untuk menceritakan hari-harimu.
Mendengarkan keluh kesahmu.
Dan apapun itu.

Namun,

Ada rasa takut.
Takut-takut kau akan memberi harapan palsu seperti dia yang dulu.
Takut-takut kau hanya memanfaatkanku.
Ya walau aku pun tak tau apa itu.

Kau tau?

Aku akui kamu baik.

Namun,

Aku masih belum sepenuhnya mempercayaimu.
Ada rasa curiga yang muncul di benakku.
Ya walau kau selalu bercerita panjang lebar tentang kehidupanmu padaku.
Kau selalu terbuka tentang apapun itu padaku.

Aku pun tak pernah bertanya hal yang menyangkut urusan pribadimu.
Sungguh aku tidak ingin tau tentang itu.
Namun tetap saja kau bercerita ini itu padaku.
Dan aku hanya menjadi pendengar yang baik sambil sesekali menanggapi ceritamu.

Kadang aku berpikir.

Benarkah kau tertarik padaku?

Benarkah kau tak sama seperti mereka yang dulu?

Mengapa harus aku?

Bukankah banyak yang mengagumimu?
Seperti yang kau ceritakan padaku malam itu.

Hanya aku kah?

Namun sepertinya tidak.
Bukankah mitos jika lelaki hanya mendekati satu wanita saja?

Namun, mengapa kau selalu memberitahuku tentang siapa-siapa saja yang menghubungimu?
Mungkin kau hanya tidak ingin membuatku cemburu?
Atau kau hanya ingin pamer padaku, karena banyak yang mendekatimu?

Kadang aku berpikir mengapa kau mendekatiku padahal banyak yang lebih dariku?

Aku bahkan tak cantik

Tak putih

Tak juga tinggi

Dan tak pintar

Lalu mengapa?

Tak ada maksud lain bukan?

Tak ingin menyakitiku kan?

Ah entahlah...

Sepertinya aku ingin menikmati hari-hariku tanpa pemikiran yang mengganggu itu.
Aku menerima apapun resiko kedepannya.
Karena bagiku, pertemuan kita telah tuhan atur.
Dan kita hanya tinggal mengikuti alur.
Bahagia atau tidaknya?
Biarkan itu urusan takdir.




Created by: Rabiatul Hadawiah
Read more...
 
Seputar kreativitas © 2014 | Designed By Blogger Templates