Kamis, 20 Juni 2019
0 Comments

[ Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku ]


Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Maafkan aku atas segala kekecewaan yang 'kau dapatkan
karena aku yang terlalu terbawa perasaan.

Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Maafkan aku atas segala kesedihan yang 'kau dapatkan
karena aku yang terlalu berharap ketinggian.

Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Maafkan aku atas segala penyesalan yang 'kau rasakan
karena aku yang terlalu gegabah mengambil keputusan.

Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Maafkan aku atas segala pengkhianatan yang 'kau rasakan
karena aku yang terlalu percaya pada semua janji dan omongan.

Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Maafkan aku atas segala rasa sakit yang 'kau rasakan, karena semua hal-hal menyakitkan yang aku lakukan.

Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Seperti kamu, aku hanyalah jiwa yang rapuh. Jiwa yang takut akan jatuh —lagi dan lagi. Tapi, mau bagaimana lagi? Bukankah dengan begini kita bisa merasakan arti kehidupan yang sebenarnya? Bukankah dengan merasakan jatuh kita akan menjadi jiwa yang lebih kuat? Bukankah begitu?

Teruntuk diriku sendiri, maafkan aku, ya.
Mari kita bangkit. Mari kita perbaiki semua kesalahan yang telah kita lalui. Mari kita saling memaafkan. Mari kita saling berpegangan dan menguatkan. Mau, ya? Karena kamu adalah anugerah terindah yang pernah aku miliki.


Sekali lagi, maafkan aku, ya.


Aku mencintaimu, aku. Sangat.


Note : semoga tidak mengulangi kesalahannya.

By: Rahma Atiya P

Leave a Reply

 
Seputar kreativitas © 2014 | Designed By Blogger Templates